Pengertian Negosiasi
Negosiasi adalah sebuah
bentuk interaksi sosial saat pihak - pihak yang terlibat berusaha untuk saling
menyelesaikan tujuan yang berbeda dan bertentangan. Negosiasi merupakan suatu
proses saat dua pihak mencapai perjanjian yang dapat memenuhi kepuasan semua pihak yang
berkepentingan dengan elemen-elemen kerjasama dan kompetisi. Termasuk di dalamnya,
tindakan yang dilakukan ketika berkomunikasi, kerjasama atau memengaruhi orang
lain dengan tujuan tertentu.
Paradigma Negosiasi
·
Negosiasi Menang-Kalah
(WIN-LOSE)
§ Sudut
pandang klasik yang memandang bargaining sebagai situasi win-lose,
jika salah satu pihak menang, maka pihak lain akan kalah.
§ Disebut
juga negosiasi zero-sum atau negosiasi distributive
§ Asumsi:
sumberdaya terbatas (limited resources), dan proses negosiasi untuk
menentukan siapa akan mendapakan sumberdaya tersebut.
·
Negosiasi Menang-Menang
(WIN-WIN)
§ Trend
masa kini yang memandang negosiasi sebagai situasi win-win, dimana kedua
belah pihak mendapat keuntungan sebagai hasil dari negosiasi.
§ Disebut
juga negosiasi positive-sum atau negosiasi integrative.
Langkah-Langkah
Negosiasi
·
Persiapan
·
Evaluasi Alternatif
·
Identifikasi
Kepentingan
·
Pembukaan
·
Memulai
Proses Negosiasi
·
Zona Tawar Menawar (The
Bargaining Zone)
·
Menciptakan Kesepakatan
Yang Menguntungkan Kedua Belah Pihak
·
Membangun Kesepakatan
Strategi
Dalam Negosiasi
·
No Concessions
Strategi ini bisa membahayakan karena umumnya
pihak lawan menginginkan adanya kompromi dan membuat proses negosiasi bersifat
unilateral. Sekali posisi ditetapkan, kesepakatan akan tercapai hanya jika
pihak lain menyetujui posisi tersebut.
·
No Further Concessions
Strategi ini dapat diterapkan manakala pihak
lawan dapat dipaksa untuk memutuskan kesepakatan akhir dan hanya diterapkan
setelah adanya kesepakatan-kesepakatan.
·
Making Only
Deadlock-Breaking Concessions
Strategi ini dapat diterapkan jika risiko yang
timbul karena ketidakpastian dapat diterima. Deadlock adalah kondisi
mati yang biasanya tercipta karena oposisi dari pihak yang tidak mau
berkompromi memiliki kekuatan seimbang.
·
High Realistic
Expectations With Small Systematic Concessions
Strategi ini diterapkan dengan jalan menawarkan
permintaan yang tinggi dan kemudian sedikit demi sedikit memberikan
kesepakatan-kesepakatan kecil secara realistik.
·
Concede First
Strategi ini adalah strategi negosiasi yang
dijalankan dengan cara memberikan kesepakatan lebih dahulu hingga pada saatnya
akan ada waktu untuk meminta imbalan kesepakatan untuk menurunkan ketegangan,
menciptakan goodwill dan mendorong suasana kerjasama dan kompromi.
·
Goals Other Than To
Reach Agreement
Persetujuan atau agreement tidak
harus merupakan hasil akhir yang ingin dicapai.
·
Problem Solving
Strategi ini yang digunakan untuk menciptakan
prosedur kesepakatan guna memecahkan masalah yang telah diidentifikasi.
·
Moving For Close
Strategi ini umumnya digunakan
untuk menghindari kegagalan persetujuan total.
BAB II
TEKNIK NEGOSIASI
Unsur-Unsur Penting Dalam Negosiasi
·
Ketergantungan dalam suatu
tingkatan, antara pihak pihak yang terlibat.
·
Ketidaksepakatan atau konflik
(baik konflik nyata atau yang tersembunyi).
·
Interaksi yang oportunistik
(setiap pihak punya keinginan untuk berusaha mempengaruhi orang lain).
·
Kesepakatan.
Guidelines Dalam Negosiasi
Untuk
meningkatkan peluang terjadinya negosiasi yang sukses, masing-masing partisipan
harus menyepakati pedoman-pedoman berikut:
1. Semua pertisipan yang terlibat dalam proses
negosiasi mempunyai kedudukan yang sama.
2. Saat salah satu pihak bicara, pihak yang lain
harus mendengarkan.
3. Jika seorang partisipan merasa bahwa mereka
harus menginterupsi, mereka harus meminta izinatau tanda kepada orang yang
sedang berbicara.
4. Masing-masing prtisipan harus memperlakukan
partisipan lain dengan hormat.
5. Tidak mengkriktik atau memberi komentar yang
kasar.
6. Apabila kedua belah pihak mempunyai masalah di
masa lalu tidak boleh mengungkit hal tersebut.
Perbedaan Budaya Dan Negosiasi
Semakin lama para perunding terlibat dalam perundingan, semakin
kecil peran budaya asal(adat, agama, nasional) mereka. Budaya mempengaruhi prilaku. Budaya dapat secara langsung
mempengaruhi dinamika
perundingan. Perbedaan
budaya melahirkan perbedaan nilai dan
tolok ukur dalam memandang hasil perundingan.
BAB III
KOLABORASI DAN JEJARING KERJA
Komponen Dan Pemikiran Kolaborasi
Lima
komponen utama yang harus diperhatikan yaitu:
1.
Collaborative Culture.
Seperangkat
nilai-nilai dasar yang membentuk tingkah laku dan sikap bisnis. Di sini yang
dimaksudkan adalah budaya dari orang-orang yang akan berkolaborasi.
2.
Collaborative
Leadership.
Suatu
kebersamaan yang merupakan fungsi situasional dan bukan sekedar hirarki dari
setiap posisi yang melibatkan setiap orang dalam organisasi.
3.
Strategic Vision.
Prinsip-prinsip
pemandu dan tujuan keseluruhan dari organisasi yang bertumpu pada pelajaran
yang berdasarkan kerjasama intern dan terfokus secara strategis pada kekhasan
dan peran nilai tambah di pasar.
4.
Collaborative Team
Process.
Sekumpulan
proses kerja non birokrasi dikelola oleh tim-tim kolaborasi dari kerjasama
profesional yang bertanggung jawab penuh bagi keberhasilannya dan mempelajari
keterampilan-keterampilan yang memungkinkan mereka menjadi mandiri.
5.
Collaborative
Structure.
Pembenahan diri dari
sistem-sistem pendukung bisnis (terutama sistem informasi dan sumberdaya
manusia), memastikan keberhasilan tempat kerja yang kolaboratif. Para
anggotanya merupakan kelompok intern yang melihat organisasi sebagai pelanggan
dan terfokus pada kualitas di segala aspek kerjanya.
Menciptakan Budaya Kolaboratif
Dengan
menanamkan budaya kolaborasi
tiga unsur utama dari komunikasi akuntabilitas dan solusi memungkinkan untuk
template untuk mengelola perubahan. Kurangnya akuntabilitas pribadi adalah
masalah besar dan ada dalam cara-cara luas di seluruh bisnis yang tidak
menghargai dan menerapkan sebuah proses kolaborasi yang jelas. Dengan budaya kolaborasi di tempat
isu-isu ditangani dengan secara terbuka dan jujur.
Kepemimpinan
Dan Menciptakan Tim Kolaboratif
Langkah untuk maju tim
Kepemimpinan Anda terhadap tim, luar biasa dinamis sukses. Jangan
membodohi diri sendiri bahwa langkah-langkah yang mudah. Lihatlah erat pada
produktivitas dari sinergi tim Anda, dan kemudian melihat lagi pada anggota
'perilaku.
1. Memiliki kejelasan pada tujuan tertinggi
tingkat.
2. Fokus pada nilai-nilai bersama.
3. Membangun harapan untuk komunikasi dan
perilaku.
4. Aktif mendengarkan satu sama lain.
5. Menghormati perbedaan pendapat yang
beragam dan dukungan.
Pengertian
Dan Tujuan Pokok Membangun Jejaring Kerja
Membangun
jejaring kerja sebenarnya merupakan salah satu karakteristik dalam strategi negosiasi
yang utamanya untuk mencapai kesepakatan bersama dari adanya kepentingan yang
berbeda-beda dari pihak-pihak yang sesungguhnya mempunyai kepentingan yang sama
atas suatu tujuan. Kunci dari keberhasilan kolaborasi adalah: "Jalan
terbaik manakah yang akan kita tempuh untuk mencapai tujuan bersama.
1. Perubahan total.
Kolaborasi
bukanlah sebuah program yang secara teknis untuk memecahkan masalah, tetapi
merupakan perubahan total cara bekerja bersama. Artinya bersama-sama memikirkan
pelanggan, dan saling berperilaku baik terhadap satu sama lain.
2. Etos kerja baru.
Kolaborasi
merupakan etos kerja yang menghargai pemikiran, bahwa pekerjaan dapat
diselesaikan bersama dengan orang lain secara bahu membahu.
3. Sikap kebersamaan.
Kolaborasi
memiliki nilai-nilai dasar untuk membangun hubungan yang saling mempercayai.
4. Pengambilan keputusan.
Kolaborasi
memberikan nuansa kerangka kerja kedekatan selalu keputusan bisnis atau keputusan
organisasi baik itu keputusan mengenai strategi, pelanggan, masyarakat, atau
sistem kerja melalui keikutsertaan pekerja dalam pelaksanaan.
5. Suatu metode dan alat.
Kolaborasi juga
menghasilkan suatu metode dan alat yang membantu angkatan kerja untuk bersatu,
memiliki rasa tanggung jawab mensukseskan usaha dan membantu suatu sistem
organisasi yang menghasilkan kinerja yang baik.
BAB IV
MEMAHAMI
POLA PIKIR ORANG
Kerangkan Berpikir Pimpinan Pemerintah, BUMN Dan Swasta.
Kerangka berfikir
pimpinan pemerintahan, yaitu :
•
Masa
kepemimpinan pendek (jangka waktu pemerintahan terbatas) suka memanfaatkan
prinsip aji mumpung.
•
Pola
hitung untung rugi, mengeluarkan biaya yang tidak sedikit pada masa kampanye
maka akan mengambil keuntungan balik yangg akan diterima dalam melakukan
negosiasi.
•
Gaji
kecil dan terbatas dengan tanggung jawab yang besar. Oleh karena itu butuh dana
ekstra yang tidak diambil dari kantong pribadinya.
•
Kesejahteraan
pribadi dan keluarga tidak cukup jika hanya dari gaji normal.
Kerangka berfikir pimpinan BUMN;
Pada saat pergantian pemimpin
tertinggi maka jajaran dibawahnya juga diganti. Hal yang cukup serius adalah mengganti
pimpinan biasanya diikuti dengan gantinya supplier dan distributor.
Tentang gantinya supplier dan distributor bagi seorang pelobi tentu menjadi suatu ancaman tetapi juga bisa menjadi suatu peluang. Sebaiknya jika ada pergantian pimpinan, supplier dan distributor yang sudah bergabung harus melakukan ancang-ancang dan mempersiapkan strategi pendekatan sehingga posisi tdk akan ikut diganti.
Tentang gantinya supplier dan distributor bagi seorang pelobi tentu menjadi suatu ancaman tetapi juga bisa menjadi suatu peluang. Sebaiknya jika ada pergantian pimpinan, supplier dan distributor yang sudah bergabung harus melakukan ancang-ancang dan mempersiapkan strategi pendekatan sehingga posisi tdk akan ikut diganti.
Memahami cara berfikir pimpinan perusahaan
swasta.
Seiring tumbuhnya perusahaan
yang mencapai 15-25% maka sistem mulai dibangun, rentang birokrasi mulai
melebar, kegesitan dan keterbukaan mulai berkurang. Pimpinan yang posisinya
dibawah cenderung melimpahkan tanggung jawab atas ide yang masih samar
keberhasilannya kepada pimpinan diatasnya, bila pimpinan tidak berani
bertanggung jawab, maka ide tersebut dinaikkan hingga kejabatan yangg paling
tinggi.
Antara Pengambil Keputusan Dan Eksekutor.
Pengambil keputusan tidak selalu eksekutor. Dalam
suatu pemerintahan ada peran sebagai supporting staff yaitu :
•
Ada
pejabat yang mendatangani sebuah kebijakan yang telah diputuskan.
•
Ada
eselon dibawahnya yang melaksanakan / mengoperasikan.
•
Ada
pejabat yang menyediakan equipment (berbagai perlengkapan) seperti data,
informasi dsb.
Strategi Memahami Pola Pikir Orang.
Karekteristik para pelobi:
1. Golongan senang bersaing dan ingin
menang dalam segala hal (pressure group), pressure group melihat negoisasi
sebagai ajang kompetisi, dan mencari keuntungan dengan penguasaan.
2. Golongan senang bekerja sama, dan ingin
mencapai persetujuan yang terbaik bagi semua pihak (coorperative group)
Empat
gaya dari adversary (lawan dlm negoisasi) yang perlu diperhatikan:
1. Gaya promotor: Orang dengan gaya social
ini mempunyai sifat cepat memutuskan, agresif, kreatif, cenderung verbal,
banyak ide yang muluk-muluk, dan suka akan hal yang bagus dan baik. Orang ini
memerlukan pengakuan atas diri pribadinya.
2. Gaya fasilitator: Orang dengan gaya
social ini mempunyai sifat peramah, suka menolong, mempunyai tenggang rasa yang
benar, peka atau perasa, selalu berbicara dan bertindak diplomatis. Orang ini
merasa sangat penting untuk dapat diterima oleh orang lain.
3. Gaya kontroler: Orang dengan gaya social
ini mempunyai sifat yang tidak sabar, ingin berkuasa, penuh tekad, tetapi
efisien dan ingin tuntas. Orang ini hanya berorientasi kepada hasil saja.
4. Gaya analitikal: Orang dengan gaya
social ini memiliki kesabaran, selalu ingin spesifik, terinci, dan pemikir.
Orang semacam ini selalu mendasarkan pada data tertulis.
Pola Perilaku dalam Negosiasi:
1. Moving against (pushing): menjelaskan,
menghakimi, menantang, tak menyetujui, menunjukkan kelemahan pihak lain.
2. Moving with (pulling): memperhatikan,
mengajukan gagasan, menyetujui, membangkitkan motivasi, mengembangkan
interaksi.
3. Moving away (with drawing): menghindari
konfrontasi, menarik kembali isi pembicaraan, berdiam diri, tak menanggapi
pertanyaan.
4. Not moving (letting be): mengamati,
memperhatikan, memusatkan perhatian pada “here and now”, mengikuti arus,
fleksibel, beradaptasi dengan situasi.
Ketrampilan Negosiasi:
1. Mampu melakukan empati dan mengambil
kejadian seperti pihak lain mengamatinya.
2. Mampu menunjukkan faedah dari usulan
pihak lain sehingga pihak-pihak yang terlibat dalam negosiasi bersedia mengubah
pendiriannya.
3. Mampu mengatasi stres dan menyesuaikan
diri dengan situasi yang tak pasti dan tuntutan di luar perhitungan.
4. Mampu mengungkapkan gagasan sedemikian
rupa sehingga pihak lain akan memahami sepenuhnya gagasan yang diajukan.
5. Cepat memahami latar belakang budaya
pihak lain dan berusaha menyesuaikan diri dengan keinginan pihak lain untuk
mengurangi kendala.
MASALAH DAN
HAMBATAN KOMUNIKASI DALAM LOBI DAN STRATEGI MENGHADAPI ORANG YANG SULIT
MENCIPTAKAN KERJA SAMA
Pada intinya tidak ada orang
sulit, yang terjadi hanya ketidakcocokan
kepribadian antara pelobi dan sasaran lobi. Manusia dilahirkan dengan
kepribadian dasar dan kepribadian ini tidak akan pernah hilang sampai
meninggal. Pengalaman hidup, pendidikan, teman bergaul, perubahan status sosial
ekonominya tidak pernah mengubah kepribadian dasarnya, yang ada hanya
memperkaya , menambah dan memberi warna.
Charles
J. Keating mengemukakan bahwa kesulitan
dalam menghadapi orang lain bukan karena orang itu memang sulit untuk didekati
atau sulit untuk diajak kerjasama. Orang tersebut dirasa sulit karena ada faktor konflik kepribadian antara kita
dengannya.
Untuk itu perlu juga kita
memahami tipe-tipe kepribadian yang ada. Menurut Myers-Briggs, tipe-tipe
kepribadian adalah:
1. Kepribadian Introvet
Orang yang tidak mudah
mengungkapkan perasaannya kepada orang lain.
2. Kepribadian Ekstrovet
Orang yang senag bersama
orang lain, tidak ada rahasia yang disembunyikan.
3. Kepribadian mengindera
Orang yang serba cermat,
peduli hal-hal yang detail, sadar akan lingkungan fisik dan sangat praktis.
Loyal kepada perusahan memiliki perhatian
terhadap masalah yang dihadpi atasan.
4. Kepribadian intuitif
Penyusun konsep dan
pengkhayal didalam organisasi. Cenderung melihat kemungkinan dibandingkan
realitas.
5. Kepribadian pemikir
Melihat segala sesuatu
menurut akal dan logika. Bersifat kognitif, menghargai intelektual, dan segala
yang masuk akal. Emosi atau perasaan dinilai tidak penting.
6. Kepribadian perasa
Cenderung hangat dan mudah
didekati, terbuka terhadap pendapat orang lian. Pengambilan keputusan cenderung
berdasarkan perasaan.
7. Kepribadian pengatur
Paling senag dengan aturan
dan jadwal, meski tidak menyukai rutinitas, ia tidak senang menghadapi hal-hal
yang diluar perkiraannya.
8. Kepribadian mengerti:
Kepribadian yang dimiliki
oleh orang yng menikmati hidup sebagaimana adanya.
Namun harus disadari bahwa
kepribadian yang ditunjukan oleh individu kadang-kadang tidak menunjuk salah
satu kepribadian yang ada.maksudnya ada orang yang memiliki kepribadian
menonjol di dua tipe kepribadian, yang sering disebut “orang di tapal batas” ,
sebagai pelobi tidak perlu bingung maka kita harus benar-benar mencermati pada
saat lobi berlangsung tipe kepribadian mana yang paling menonjolkan dari
sasaran lobi.
Menciptakan
Kerjasama
Kini
yang menjadi pertanyaan bagaimana menciptakan kerjasama. Mengelola bisnis
adalah mengelola orang. Lobi adalah bagian dari tugas-tugas dalam organisasi,
bagian dari usaha pencapaian tujuan organisasi. Maka suksesnya lobi adalah
dengan cara mengelola dan menangani orang. Membaca orang adalah membaca kepribadiannya,
membaca kecerdasannya serta membaca pola dan cara belajarnya adalah salah satu
alat untuk keberhasilan lobi kita.
BAB VI
KOMUNIKASI NONVERBAL DAN PENTINGNYA MENDENGARKAN DALAM
LOBI, NEGOSIASI
Lobi merupakan kelompok yang mencari muka untuk
memengaruhi anggota parlemen yang orangnya disebut lobbyist. Atau suatu
kegiatan dari seseorang untuk memengaruhi orang lain untuk suatu tujuan
tertentu.
Lobbying, langkah awal negosiasi, tetapi lobby tidak
selalu harus berakhir dengan negosiasi. Lobbying sebagai pembuka jalan.
Lobbying dapat berkembang menjadi negosiasi jika dalam komunikasi terdapat
pertukaran kebutuhan. Negosiasi dapat terjadi jika aktivitas lobbying mendapat
respon positif dari pihak lain. Lobbying bisa terjadi di mana saja. Lobi dan
negosiasi bisa terjadi karena konflik
Negosiasi
adalah suatu proses untuk mendapatkan sesuatu yang pada saat itu tidak menjadi
milik kita. Proses negosiasi tanpa kita sadari telah terlibat dengannya,
sepanjang hidup kita, hanya kita tidak menyadari bahwa kita sedang berada di
tengah-tengah proses negosiasi. Dalam bernegosiasi sikap kita akan mempengaruhi
sasaran kita, karena itu bersikap positif dalam bernegosiasi adalah hal yang
mutlak diperlukan.
Dalam
sebuah negosiasi kedua belah pihak pasti menginginkan kemenangan. Negosiasi
dikatakan berhasil jika berakhir dengan kedua belah pihak mendapatkan apa yang
diinginkan (Win – Win). Bila seorang negosiator menanggapi satu situasi dengan
pikiran “saya harus menang dan saya tidak perduli dengan kondisi lawan”. Maka
disitulah sebetulnya bencana sudah diambang pintu.
Diplomasi merupakan suatu cara komunikasi yang dilakukan
antara berbagai pihak termasuk negoisasi antara wakil-wakil yang sudah diakui.
Praktik-praktik negara semacam itu sudah melembaga sejak dahulu dan kemudian
menjelma sebagai aturan-aturan hukum internasional. Dengan demikian, diplomasi
juga merupakan cara-cara yang dilakukan oleh pemerintah suatu negara untuk
mencapai tujuannya dan memperoleh dukungan mengenai prinsip-prinsip yang
diambilnya. Itu juga merupakan suatu proses politik untuk membina kebijakan
luar negeri yang dianut dan ditujukan untuk mempengaruhi kebijakan dan sikap
pemerintah negara lain. Disamping itu, diplomasi juga dianggap sebagai
pengetahuan, mutu dan kepandaian untuk membendung dan mengurangi adanya konflik
internasional yang terjadi.
Kegiatan lobby sebenarnya adalah kegiatan
sehari-hari yang tidak dapat terlepas dari kehidupan manusia. Selama manusia
itu melakukan proses komunikasi dengan orang lain maka disitulah kegiatan lobby
itu terjadi dan kadang kala kita juga melakukannya tanpa kita sadari.
Seperti
halnya dalam komunikasi, maka dalam lobby juga terdapat unsur-unsur utama yaitu
sumber (source), pesan (message), saluran(channel),
penerima (receiver) dan efek (effect) serta
umpan balik (feed back).
Proses
komunikasi yang terjadi dalam kegiatan lobby harus bersifat dua arah
(sirkular). Dua pihak yang melakukan komunikasi sama-sama mempunyai hak untuk
bicara dan didengarkan. Keduanya mempunyai tujuan komunikasi dan ingin
mencapainya.
Tujuan dari setiap proses
komunikasi adalah :
1.
Menciptakan pengertian yang sama atas setiap pesan dan
simbol yang disampaikan,
2.
Merangsang
pemikiran pihak penerima untuk memikirkan pesan dan rangsang yang diterimanya,
3.
Melakukan
sesuatu tindakan yang selaras dengan pesan tersebut, yaitu untuk melakukan atau
tidak melakukan sesuatu.
Kemampuan
berkomunikasi merupakan otak dari sebuah lobbying maupun negosiasi. Kemampuan
berkomunikasi yang baik akan dapat membawa anda untuk dikenal oleh orang lain,
dapat membuat satu jalinan persahabatan dan menciptakan satu hubungan antar
manusia yang memuaskan.
Menjadi
seseorang yang mampu untuk berkomunikasi dengan baik adalah menjadi seorang
yang mampu untuk menjadi pengirim dan penerima berita yang dapat menunjang
suatu hubungan pribadi lebih baik. Pengirim dan penerima pesan adalah sosok
yang mempunyai kebutuhan, keinginan, tujuan dan cara dalam melihat dunia ini
berlainan sama sekali.
Seseorang dikatakan
mampu berkomunikasi jika:
1.
Mampu merangkai kata menjadi sebuah kalimat
yang benar-benar mewakili apa yang dipikirkan, apa yang dirasakan
2.
Mampu menyampaikan dengan
benar dan tepat, sesuai dengan siapa dia berbicara, dimana, kapan (waktu) dan
dalam suasana formal atau informal
3.
Mampu menangkap respon
pihak yang diajak bicara
4.
Mampu menanggapi respon
dengan benar dan tepat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar